kambingetawa
Published On: Sun, Nov 22nd, 2009

Ternak Kambing Etawa

kambing perahan etawaDalam perkembanganya meningkatkan populasi, produksi dan produktifitasnya akan dapat membantu mengatasi masalah penyediaan susu  serta daging yang dibutuhkan dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan nasional melalui program pemerintah.

Produksi susu segar dalam negeri baru memenuhi 25% dari kebutuhan nasional yang sentra produksinya masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (70%) dari produksi dalam negeri. Produksi susu tersebut boleh dikatakan keseluruhan atau sebagian besar adalah dari ternak sapi perah, padahal susu bukan hanya dapat dihasilkan dari ternak sapi perah, tetapi juga dapat dihasilkan dari kambing perah yang pupulasinya di Indonesia cukup banyak yang masih dapat dikembangkan untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktifitasnya melalui program pemerintah dengan meningkatkan peran para pemangku kepentingan khususnya penyuluh pertanian.

Kambing perah di Indonesia yaitu kambing Peranakan Etawa (PE), merupakan keturunan kambing Etawa dari India, dibawa oleh Belanda pada jaman penjajahan, dikawinkan dengan kambing kacang dan berkembang sebagai kambing penghasil susu, sehingga bentuk tubuh, sifat dan ciri-cirinya berada di antara kambing Etawa dan kambing kacang, yaitu: Bentuk kepala bagian hidung ke atas melengkung atau cembung, telinga panjang menggantung ke bawah, bulu yang indah dan warnanya beragam dari belang putih, merah coklat, bercak hitam atau kombinasi ketiganya, pada bagian belakang memiliki bulu yang panjang dan tebal.

BIBIT DAN REPRODUKSI
Kambing PE berbadan besar, berat badan betina kurang lebih 25 kg dan jantan kurang lebih 35 kg, tinggi gumba yang betina kurang lebih 60 cm dan yang jantan kurang lebih 70 cm. Jantan maupun betina memiliki tanduk pendek dan ramping. Kambing PE dapat menghasilkan anak antara 1–4 ekor per kelahiran atau rata-rata dua ekor. Waktu kawin kambing PE yang baik pada usia 15–18 bulan, karena pada waktu itu alat reproduksinya sudah berkembang sempurna.

Calon induk dan pejantan dipilih berdasarkan catatan produksi. Calon induk yaitu: bobot lahir antara 1,8 – 2 kg; berat sapih antara 6-8 kg; berat umur satu tahun (yearling) antara 20 – 25 kg; pertambahan berat badan harian antara 80 – 120 g/ekor/hari, jumlah anak sekelahiran (litter size) 1,5-1,8 ekor/induk; umur antara 8-12 bulan; mempunyai efisiensi reproduksi yang baik; tubuh tegap, sehat, lincah, dan tidak cacat; tidak pernah terserang penyakit; bentuk ambing simetris, sedikit menggantung, dan puting susu normal (tidak bercabang); bentuk punggung lurus; dan bulu mengkilap.

Calon pejantan yaitu: umur antara 1,5-3 tahun; penampilan bagus dan tegap; memiliki catatan atau informasi produksi maupun reproduksi yang superior, yaitu berasal dari induk yang jumlah anak (litter size) 1,5 – 1,8 ekor/induk, pertambahan berat badan harian (80-120 g/ekor/hari), bentuk scrotum simetris dan mempunyai panjang lingkar 28-30 cm dan tidak nampak bekas abses permanen pada kulitnya, libido tinggi, motilitas sperma 90% dan progresif.

Dewasa kelamin pada umur sekitar 10 bulan, kemudian dapat dikawinkan pada umur 10-12 bulan dengan berat badan sekitar 55 kg. Lama birahi sekitar 35 jam, siklus birahi berselang selama 3 minggu. Pada saat birahi merupakan saat yang tepat untuk dikawinkan, dengan tanda-tandanya yaitu: gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan diam bila dinaiki. Masa bunting sekitar 5 bulan, serta masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan. Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun.

Sumber : Agrotani

About the Author

Displaying 17 Comments
Have Your Say
  1. arkasala says:

    memang membahas kambing saja ya. Selamat.
    Andai punya info sapi indukan saya sendiri ada kawan yang membutuhkan dan kelihatannya banyak karena sedang meningkatkan populasi sapi.
    Btw. Terima kasih atas kunjungannya di blog saya.
    Salam kenal juga 🙂

  2. zulhaq says:

    kirain sembarang kambing juga bisa di perah he2

  3. dameydra says:

    pertamaaxx…mampir neh…

  4. dameydra says:

    kambing yang bagus tuch….ras nya boleh juga,… dan semoga sukses dengan usahanya

  5. sunarno says:

    info kambingnya sangat menarik

  6. IHSAN says:

    kambing ini cocok untuk kurban kemarin itu kan?

  7. agus says:

    Saya pingin investasi di kambing etawa tapi kira-kira ada yang bisa bantu dalam hal pengelolaannya nggak yach….makasih.

  8. elly.s says:

    baru denger kambing etawa…
    tambah ilmu….

  9. mifta says:

    aku ingin cari bibit kambing etawa cukup lumayan banyak

  10. erlangga says:

    maju terus peternak indonesia…!!!

  11. Numpang Mampir Bung. ….Bicara Kambing Etawa mengasyikan… asal jangan diadu dong? Kasihan? Salam Sukses Buat Pelestari Kambing dan Sehat2 Selalu

  12. dede says:

    investasi seperti apa? ternak atau bikin produk dr susu etawa seperti bikin makanan atau sabun dll, sy tertarik bisnis produk dr bahan susu etawa

  13. hartika says:

    wahh…baru tahu jadi sukses dikampung!!
    Peluang huebatt tapi modalnya mantep juga.
    Bravo para “cah” angon semua

  14. oji says:

    ass..
    mas sya oji dari lombok.
    sya rencana dalam waktu dekat ini mau mencoba ternak kambing etawa,
    dan di lombok saya mau mengadakan kontes kambing jenis etawa, untuk merangsang minat masyarakat khusus di pulau lombok.

    untuk lebih lanjutnya sya minta kontak hp.

  15. mbuh says:

    numpang nyundul bosss

  16. ganden darwanto says:

    Didaerah blitar pusat kambing tawa di mananya

  17. sandjaya says:

    mohon maaf dan mohon bantuannya , jika ingin cara memulai untuk melakukan peternakan kambing tsb itu bagaimana?? dan harga per/ekor brapa?? apa ada nomer yg bisa d’hubungi . mohon bantuannya..?

Leave a comment

XHTML: You can use these html tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Anak Gembala