Masalah Yang sering Ditemui Dalam Berternak Kambing Etawa
Tidak sedikit saya menerima pertanyaan dari teman teman peternak kambing etawa dari berbagai daerah yang biasanya masih baru dalam bidang peternakan kambing etawa Pertanyaan mereka bervariatif namun lebih banyak mengandung inti bahwa kenapa kambing etawa di tempat saya tidak bisa seperti kambing etawa di Kaligesing.
Bahkan tidak sedikit yang menarik kesimpulan bahwa kambing yang mereka miliki itu berbeda jenis dengan yang ada di wilayah Kaligesing. Sebenarnya dalam usaha peternakan kambing etawa perinsip keberhasilan ditentukan banyak factor yaitu dari pemilihan bibit yang baik kemudian dari system perkandangan yang memadai dan ditunjang oleh factor makanan atau ketersediaan pakan yang baik untuk kambing etawa.
Ada kejadian setelah saya amati ternyata bukan disebabkan oleh pemilihan bibit, kebanyakan peternak melakukan pemilihan bibit sudah benar dan selektif namun keseringan terjadi pada system kandang dan makanan.
Ada salah satu contoh saya memiliki teman yang berada di area pesisir utara mereka mengeluhkan kambing etawa mereka tidak memiliki bulu yang bagus dan cenderung tidak bisa tinggi gemuk, setelah pembicaraan via telpon yang relative lama saat ada kesempatan saya berkunjung dan silaturahmi kesana.
Setelah saya amati mereka memilih bibit kambing etawa sudah benar meskipun mereka melakukan pembelian di pasar kambing etawa namun untuk spesifikasi serta kwalitasnya sudah bagus, namun setelah saya amati kandangnya barulah saya dapat menarik kesimpulan bahwa kandang kambing etawa yang mereka miliki tidak sesuai untuk perkembangan kambing etawa, kadang tidak memiliki standar yang baik, meskipun sebenarnya perihal kandang adalah sangat sepele.
Kandang yeng terlalu sempit tentu saja mengakibatkan sumpeknya gerak kambing begitu sebaliknya saat kandang terlalu lebar maka kambing etawa cenderung memiliki gerak yang tidak beraturan.
Saat kandang terlalu sempit pengap dan panas tentu saja mengakibatkan kambing etawa dehidrasi yang akhirnya mendapati kerontokan bulu kambing.
Namun jika kandang terlalu lebar biasanya kambing etawa sangat agresip dan banyak pergerakan hinga mengakibatkan kambing menjadi kurus karena banyak gerak.
Dalam artikel kandang kambing etawa sudah kita tuliskan stadar kandang yang sehat atau criteria kandang yang baik jadi jika kandang tidak memenuhi criteria tersebut maka sudah dipastikan ternak tidak berkembang sesuai dengan yang kita harapkan.
Kandang kambing tradisional yang ada di wilayah kec Kaligesing sebenarnya sudah mengalami penelitian yang panjang meskipun tidak secara formal, namun peternak wilayah kaligesing memiliki pengalaman yang panjang dalam membuat kandang kambing etawa dan memiliki sejarah panjang dalam menentukan ukuran kandang ideal.
Factor kesalahan berikutnya adalah makanan kambing etawa Kebanyakan peternak baru tidak memahami benar factor nutrisi yang dibutuhkan oleh kambing etawa hingga ternak berkembang tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Hijauan pakan ternak sampai saat ini masih menjadi andalan peternak wilayah kaligesing hingga sampai saat ini, meskipun sudah banyak mengenal tehnologi makanan ternak alternatif.
banyak penelitian nutrisi serta pembuatan fermentasi makanan hingga pengenalan konsentrat pada kambing etawa namun tetap saja para peternak lebih mengandalkan hijauan makanan ternak yang dinilai lebih organic dan mudah tata caranya.
Waktu pemberian makan dalam keseharian kemudian campuran hijauan atau variasi makanan yang diberikan untuk kambing etawa juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan ternak jenis kambing etawa.
Ada beberapa contoh kesalahan perawatan kambing etawa disebabkan oleh factor makanan, kisah teman peternak saya yang ada di daerah Bantul ini kegagalannya dipicu oleh pemberian pakan ternak yang monoton hanya dedaunan tertentu saja dalam setiap harinya maka kelengkapan nutrisi tidak pernah didapati dalam sajian pakan ternak tersebut.
Tidaklah sulit sebenarnya mempelajari nutrisi yang dibutuhkan karena jika kita manusiakan kambing juga memiliki kebutuhan glukosa yang cukup kemudian protein serta karbohidrat yang terkandung dari dedaunan tersebut.
Petani wilayah Kaligesing juga terlahir melalui penelitian sejarah yang panjang, hingga kita penerusnya hanya tinggal meluruskan kebiasaan mereka yang mencampur pakan ternaknya secara variasi dari rerumputan hingga daun daunan.
Pemberian pakan yang terus menerus juga tidak baik, karena kambing etawa itu adalah golongan kambing yang memamah biak maka jika kita berikan pakan terus menerus di tempat pakan maka kambing etawa cenderung akan memakan terus pakan yang tersedia,
Hal tersbut mengakibatkan saat kambing memamah biak menjadi sedikit sedangkan pengambilan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak kambing etawa adalah saat mereka memamah biak.
Jadi jika kita terus menerus memberikan pakan itu juga berakibat tidak baik dan cenderung menghasilkan kambing buncit namun tidak gemuk .
Pemberian konsentrat sebenarnya juga dibolehkan dengan ketentuan bahwa konsentrat tersebut memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan kambing etawa .
Namun kita juga harus menyadari bahwa pemberian konsentrat yang secara terus menerus tentu saja akan mengakibatkan perubahan system pencernakan pada kambing etawa.
Nah ini sebagian kecil kesalahan perawatan kambing etawa semoga bermanfaat dan silahkan tunggu artikel berikutnya.